KENDARI, TERKINI.COM: Tingginya biaya produksi pertanian alih alih memberikan keuntungan pada petani, sebaliknya justru kerugian yang dialami.
Salah satu contohnya adalah Kelompok Tani yang terletak di Desa Morome Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan yang bergerak di bidang pertanian tanaman palawija.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Tim Peneliti Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), 30 September lalu yang diketuai oleh Lely Okmawaty Anwar, S.Pi.,M.Si (Bidang teknologi Hasil Perikanan) usaha tank yang dijalankan hanya mampu mendapatkan keuntungan maksimal rata-rata 30 persen dari biaya produksi.
“Tidak jarang terjadi biaya produksi setara dengan pendapatan dari penjualan, atau pendapatan kurang dari biaya produksi. Hal tersebut utamanya disebabkan oleh permasalahan prioritas yang dihadapi oleh kelompok tani Ar-ridha,” jelasnya kepada media, Senin 05 Desember 2022.
Ia mengatakan sumber permasalahan tersebut yakni, permasalahan prioritas yang timbul pada bidang produksi adalah minimnya hasil produksi pada setiap musim panen, tingginya biaya produksi namun tidak diikuti dengan tingginya jumlah produksi sebagai permasalahan bidang manajemen, dan nilai omset penjualan rendah utamanya dikarenakan jangkauan pasar terbatas sebagai permasalahan bidang pemasaran.
Olehnya Tim Peneliti UMK yang beranggotakan Mustam, S.P.,MM (Bidang Manajemen) sebagai anggota satu, dan Dr.Ir.Rayuddin., SP (Bidang Agroteknologi) sebagai anggota dua, memberikan empat solusi.
“Terdapat empat macam solusi yang kami tawarkan pada kegiatan pengabdian ini untuk membantu menyelesaikan permasalahan anggota kelompok tani Ar-ridha dalam melakukan usaha pertanian,” benernya.
Wanita berhijab tersebut membeberkan solusi tersebut dalam bentuk Teknologi Tepat Guna (TTG), hal ini dipilih karena dianggap sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan anggota mitra baik dari aspek lingkungan, sosial, maupun ekonomi.
“Selanjutnya sesuai dengan kepakaran dari masing-masing tim pengusul yaitu bidang teknologi hasil perairan, pertanian dan agribisnis, serta manajemen,”katanya.
Solusi tersebut adalah Teknologi Sistem Fertilisasi dan Irigasi (Fertigasi) Tetes, Penggunaan Pupuk Cair Organik (POC), Meningkatkan kapasitas anggota kelompok tani pada aktifitas akuntansi sederhana, dan Meningkatkan kapasitas anggota kelompok tani dalam memasarkan produk.
Comment