by

Wujudkan Program Tiga Kali Panen Setahun, Pemda Konawe Resmikan Koperasi SRK

Sekda Konawe, Ferdinand Sapan (kanan) menyerahkan akta pendirian Koperasi Sumber Rejeki Konawe (SRK) kepada Ketua Koperasi I Made Mirta (kiri). Foto : indiTIMES.ID

KONAWE, INDITIMES.ID – Tidak dipungkiri lagi sebagai daerah yang berlimpah hasil panenya, wajarlah jika disebut sebagai daerah lumbung padi. Tidak berhenti sampai disini, Pemda Konawe terus berinovasi dengan mewujudkan tiga kali musim tanam.

Untuk mendorong terlaksananya program tersebut dibutuhkan lembaga berbadan hukum seperti koperasi, olehnya Kamis 04 Januari 2021 Pemda Konawe melalui Sekda Konawe, Ferdinand Sapan, meresmikan sekaligus menyerahkan akta pendirian Koperasi Sumber Rejeki Konawe (SRK).

“Hari ini juga kami serahkan akta pendiriannya karena ada program yang akan sama-sama kita tindak lanjuti, program tiga kali panen dalam setahun. Kita mulai dari anggota sumber rejeki yang ada di Kelurahan Mekar Sari ini,” jelasnya.

Dengan berdirinya Koperasi SRK, Ferdinand tak menampik masih ada beberapa kendala yang dihadapi petani diantaranya ketersediaan pupuk subsidi, benih dibawah 100 hari, mesin panen, dan permodalan koperasi.

“Banyak hal yang menjadi kendala dalam program tiga kali musim tanam ini, tetapi hasil diskusi tadi bersama dengan produsen pupuk, produsen pestisida, dan penyedia benih dari petani sepertinya semua teratasi. Jadi harapan kita tinggal bagaimana komitmen antara pemerintah, petani dan produsen pupuk itu untuk berkolaborasi,” katanya.

Total area yang akan dijadikan percontohan awal tiga kali musim tanam (MT) seluas 301 hektar, dari target Pemda Konawe 5000 hektar. Setelah 301 hektar, kembali pemda menambah luasan 2400 hektar sawah tiga kali MT di tiga kecamatan.

“Tapi kita mulai dulu yang 301 hektar. Kenapa? karena kita masih ada keterbatasan dari ketersediaan pupuk dan benih, karena benih yang kita implemetasikan nanti ini yang dibawah 100 hari, dan ini masih terbatas. Sehingga kita perkecil dulu skalanya, mungkin nanti di MT ke dua setelah musim panen pertama bisa kita kembangkan benih di bawah 100 hari sehingga luasan makin besar nanti,” bebernya.

Dengan makin melimpahnya hasil panen, tentunya dibutuhkan pasar untuk membeli gabah dari petani. Ferdinand mengatakan selama ini Bulog sebagai lembaga resmi pemerintah yang salah satu tupoksi menyerap gabah dari petani, pun kewalahan menyerap gabah hasil panen petani di konawe.

“Berdasarkan hasil produksi kita di konawe kurang lebih 230 ton, yang mampu dibeli oleh Bulog itu cuma kurang lebih 10 ribu, jadi hampir cuma lima persen. Solusinya?, berarti kita harus mencoba membangun pasar di luar. Melalui wadah koperasi inilah, karena kalau orang perorang akan sulit. Tetapi melalui penguatan kelembagaan ini (koperasi,red) kita akan buka akses di luar Kabupaten Konawe,” akunya.

Akses keluar yang dimaksud bisa saja antara pemerintah ke pemerintah,  dari koperasi ke koperasi swasta yang lain. Bahkan pemda akan mencoba mensuplay beras ke Koperasi Karyawan Virtue, dengan terlebih dahulu membangun komunikasi. Dengan demikian pasar dari 301 hektar petani di Kelurahan Mekar Sari menjadi jelas.

Jarwo petani Kelurahan Mekar Sari sharing rahasia panen 9 ton dalam kawasan satu hektar. Foto: indiTIMES.ID

Menanggapi keterbatasan handtractor, Pemda Konawe mengatakan akan menggunakan sistem pakai silang. Artinya handtractor akan disuplay ke daerah yang membutuhkan sesuai jadwal yang akan dibuat pemda.

“Kita supplay dulu ke sini sesuai jadwal yang akan dibuat, karena  dengan tiga kali musim tanam saya yakin kebutuhan peralatan itu bisa dijadwal karena yang wilayah lain cuma dua kali, disini tiga kali. Jadi pada saat orang lain tidak membutuhkan disini membutuhkan, jadi tidak ada yang saling menunggu,” katanya.

Sementara persoalan pupuk dengan kuota terbatas dan permintaan yang banyak, mau tidak mau petani harus membeli pupuk non subsidi. Hal ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Konawe, tetapi juga di darah lainnya.  Pemda Konawe juga akan mendorong petani secara perlahan-lahan meninggalkan pupuk anorganik ke pupuk organik.

Sementara itu, untuk kas Koperasi SRK pihaknya mengatakan tidak ada stimulan dana dari pemerintah. Karena pihaknya membangun kemandirian petani, tetapi pemerintah tetap akan memantau peran serta mitranya dalam hal ini perbankan untuk mendorong permodalan Koperasi SRK melalui dana KUR.

Ditempat yang sama, Ketua Koperasi SRK Mekar Sari, I Made Mirta sebelum berbadan hukum koperasi yang dipimpinnya itu awalnya hanya Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dari 11 kelompok tani yang ada di desa Mekar Sari.

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *