KENDARI, TERKINI.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) menilai perkembangan sektor jasa keuangan di wilayah Sultra sampai dengan Desember 2024 tumbuh positif dan stabil serta kinerja yang meningkat secara year on year (yoy). Ini diterangkan Kepala OJK Sultra, Bismi Maulana Nugraha dalam acara Bincang Jasa Keuangan (Bijak) dan media gathering yang digelar OJK Sultra di salah satu rumah makan di Kendari, Rabu (11/12/2024).
Bismi selaku Kepala OJK Sultra menuturkan, pada periode triwulan III-2024, kondisi perekonomian Sultra mengalami kontraksi dari 5,54% triwulan sebelumnya menjadi 5,24%. Dalam skala nasional market share Sultra masih tergolong kecil yaitu share Asset perbankan sebesar 0,39%, share Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit masing masing sebesar 0,33%. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara masih berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,95% YoY.
“Meskipun terjadi kontraksi dari 5,54% triwulan sebelumnya menjadi 5,24%, tetapi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara masih berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,95%. Artinya masih tumbuh positif dan stabil,” katanya.
Selain itu, memasuki akhir tahun 2024, dirinya pun membahas kinerja perbankan di Sultra. Dimana untuk perbankan dilihat dari tiga parameter yakni aset, DPK dan kredit.
Memasuki akhir tahun ini terang Bismi, kinerja dari perbankan mengalami kontraksi secara year on year untuk Aset dan DPK sebesar -4,57% dan -9,35%, hal ini disebabkan terdapat penarikan yang cukup besar oleh masyarakat pada periode kampanye pemilu di Provinsi Sulawesi Tenggara. Sedangkan, kinerja Kredit mengalami pertumbuhan sebesar 13,79%.
Tingkat risiko kredit Perbankan di Sultra terjaga di posisi 1.76% dan berada dibawah ambang batas (threshold) sebesar 5%. Berdasarkan kegiatan, NPL Bank umum dan BPR masing-masing sebesar 1.70% dan 7.83%. Adapun indikator fungsi intermediasi (LDR) mencapai 124.48%.
Adapun lima besar penyaluran kredit sektor ekonomi di Sulawesi Tenggara didominasi untuk pemilikan peralatan RT Lainnya sebesar Rp15,31 Triliun (share: 38,42%), sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp7.33 Triliun (share: 18,38%), pemilikan rumah tinggal sebesar Rp5,48 Triliun (share: 13,73%), sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar Rp3,43 Triliun (share: 8,60%) dan Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp1,98 Triliun (share: 4,96%).
“Melihat tingginya penyaluran kredit konsumtif menunjukkan peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara umum, karena akan ada perputaran uang yang lebih cepat di sektor-sektor yang terkait dengan kebutuhan konsumtif,” tuturnya.
Selanjutnya, akses kredit yang lebih mudah di sektor ini membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti kepemilikan peralatan rumah tangga yang berkualitas, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga di Sultra.
“Namun demikian, IJK akan terus didorong untuk meningkatkan penyaluran kredit produktif dengan target multiplier effect yang lebih besar,” pungkas Bismi.
Reporter: Nunung
Comment