by

Jelang Nataru, BI Mengajak Pemda Sultra Jaga Harga Komoditas

KENDARI,TERKINI.COM- Menjelang natal dan tahun baru (Nataru) secara historis di Sulawesi Tenggara (Sultra) akan terjadi kenaikan harga bahan pokok yang signifikan. Terkait itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sultra, Doni Septadijaya mengajak Pemda Sultra untuk menyatukan langkah dan berkomitmen agar harga komoditas bisa terjaga sehingga tidak terjadi fluktuasi.

Doni yang baru-baru ini menghadiri rapat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Sultra mengajak pemerintah provinsi, kabupaten dan kota untuk bersama-sama berkomitmen menjaga harga komoditas agar tidak fluktuasi jelang Nataru.

“Kami dari BI mengajak pemerintah baik provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota untuk berkomitmen menjaga harga komoditas jelang Nataru, mengingat pada kondisi itu biasanya harga bahan pokok meningkat,” ungkapnya usai menghadiri rapat bersama TPID se Sultra di salah satu hotel di Kendari.

Doni menyebut, pada rapat koordinasi itu, BI bersama Pemda Sultra juga berkomitmen melakukan berbagai upaya dalam menekan angka inflasi baik itu upaya jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Dia menuturkan, upaya jangka pendek yang paling penting ialah bagaimana bisa memenuhi stok kebutuhan daerah sampai dengan awal tahun 2024 mendatang. Terkait itu semua Pemda Sultra berkomitmen agar semua kebutuhan masyarakat sudah terdata dengan baik melalui aplikasi digital yang dimiliki.

“Diharapkan dengan data yang valid akan memudahkan pengendalian inflasi,” harap Doni.

Ditempat yang sama, Sekretaris Daerah Sultra, Asrun Lio mengungkapkan, dikesempatan itu pula, sudah ada kesepakatan bersama yang disetujui dengan kepala daerah se Sultra.

“Sebagaimana imbauan Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto,  kita perlu melakukan langkah-langkah sebagaimana rekomendasi BI maupun Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra dalam hal ini terkait data inflasi di masing-masing kabupaten/kota di Sultra,” tuturnya.

Meskipun ada dua kota yang dijadikan tolak ukur yakni Kota Kendari dan Baubau, tetapi semua daerah tetap berkontribusi. Pj Gubernur Sultra pun menghimbau agar setiap daerah di Sultra bekerja sesuai data.

“Artinya dari data itu, bisa terlihat daerah mana saja yang perlu dilakukan intervensi. Misalnya ada harga beras di satu daerah itu tinggi, kita akan bekerjasama dengan Bulog agar bisa menurunkan harga beras tersebut sehingga tidak melewati harga eceran tertinggi (het),” jelas dia.

Berikutnya TPID perlu membuat jadwal kapan harus turun ke lapangan, melakukan pasar murah dan aksi untuk mengendalikan inflasi. 

“Kita juga harus memastikan stok pangan aman hingga akhir tahun,” imbuh Asrun.

Sementara, Kepala BPS, Agnes Widiastuti menerangkan, berdasarkan data year on year (yoy) saat ini angka inflasi di Sultra ialah 3,14 persen di Oktober 2023, angka itu turun dibanding September 2023 yakni 3,46 persen.

“Di Oktober 2023 kita mengalami deflasi atau penurunan harga dikarenakan harga ikan turun lebih cepat dari komoditas lain. Tetapi beras masih naik ini yang perlu diwaspadai, begitu juga dengan gula yang mulai naik jelang Nataru,” katanya.

Pihaknya sendiri telah koordinasi dengan TPID terkait komoditas apa yang diduga biasanya naik dan produksinya bukan di Sultra. Seperti daging ayam ras dan telur. Cabai rawit hingga minyak goreng pun saat ini sudah mulai naik.

Sementara tiket pesawat akan sedikit terjadi kenaikan tetapi tidak separah tahun 2022 kemarin. Namun BPS sudah dan Pemda telah menyepakati tentang mengendalikan tiket pesawat.

 

Reporter: Nunung

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *