by

KPwBI Sultra Tetapkan Labengki Sebagai Desa Digital, Wisata Paket Lengkap

KENDARI, TERKINI.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) tetapkan Desa Labengki sebagai desa digital dalam hal ini Desa Wisata, Desa QRIS, Desa Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah dan Desa Holtikultura. Sehingga masyarakat yang berkunjung untuk berwisata, kini bisa menikmati fasilitas memadai dengan paket lengkap.

Kepala KPwBI Sultra, Dony Septadijaya mengatakan, penetapan tersebut merupakan komitmen BI dalam mendukung pengembangan wisata dengan mendorong digitalisasi pengelolaan kawasan wisata yakni menjadikan Desa Labengki Kecil sebagai kawasan wisata digital unggulan di Sultra.

“Terkait hal ini, pihaknya bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Utara (Konut) Dinas Pariwisata Sultra, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Konut, BKSDA Sultra, Aliansi Perempuan dan Komunitas Teras dengan ditandai dengan penandatanganan kerjasama,” jelasnya.

Keindahan lanskap Kawasan dan bawah laut Labengki memiliki potensi luar biasa untuk mendorong sektor wisata Sultra, namun sayangnya potensi ini belum didukung dengan fasilitas pendukung pariwisata yang memadai.

Sehingga, untuk mendukung Labengki sebagai Kawasan wisata unggulan, pada 15 Maret 2023 bersama Bupati Konut, Ruksamin meresmikan penetapan Desa Labengki Kecil sebagai Desa Wisata Sultra sekaligus penetapan sebagai Desa QRIS, Desa CBP dan Desa Hortikultura.

Terdapat dua upaya digitalisasi yang dilakukan paparnya, yang pertama adalah dengan mendigitilisasikan transaksi keuangan di Desa Labengki kecil dengan “mengQRISkan” 26 homestay yang terdapat di Desa Labengki Kecil.

“Tersedianya QRIS diharapkan dapat memudahkan proses transaksi bagi para pengunjung sekaligus memudahkan proses pencatatan pendapatan homestay milik warga. Hal inilah yang menjadikan alasan Desa Labengki Kecil ditetapkan menjadi Desa Wisata QRIS pertama kalinya di Sultra” jelas Dony.

Kedua masih dia, adalah dengan launching Labengki Backpacker, platform digital yang memudahkan wisatawan untuk dapat berkomunikasi dengan pengelola homestay sekaligus memilih paket wisata yang diinginkan dengan mudah.

Labengki Backpacker menjadi solusi akses layanan informasi satu pintu wisatawan yang sebelumnya sangat terbatas dikarena belum terintegrasinya informasi wisata di Kawasan Labengki.

Terkait dengan peredaran uang tunai, Bank Indonesia juga menetapkan Desa Labengki Kecil sebagai target edukasi CBP Rupiah sebagai simbol kedaulatan hingga titik terdepan, terluar dan terpencil di Republik Indonesia, dengan harapan Desa Labengki Kecil dapat menjadi contoh bagi wilayah terpencil lainnya dalam hal penggunaan dan perawatan uang rupiah.

“Sementara, Desa Hortikultura ditetapkan sejalan dengan kebijakan Pemerintah Konut terkait dengan pemanfaatan lahan perkarangan untuk budidaya tanaman pangan,” katanya.

Bank Indonesia membagikan bibit cabai kepada 130 KK, yang pada musim panen diharapkan mampu menghasilkan 1-1,2ton cabai untuk mencukupi kebutuhan warga, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas kuliner desa sebagai daya Tarik wisata.

Sebagai upaya peningkatan kualitas pariwisata, Bank Indonesia pun pada kesempatan ini turut mendatangkan Chef Profesional untuk memberikan pelatihan pengolahan bahan pangan lokal di Pulau Labengki Kecil sehingga olahan kuliner Labengki Kecil dapat ditingkatkan.

Pengembangan wisata Desa Labengki Kecil oleh Bank Indonesia sudah cukup lama dilakukan sejak inisiasi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) pada tahun 2019 dengan penataan kawasan dan bantuan pengecatan rumah warga, lalu dilanjutkan dengan PSBI Kapal Wisata pada tahun 2021 untuk mendorong aksesibilitas. Di tahun 2023 Bank Indonesia kembali memberikan dukungan berupa infrastruktur penerangan jalan sejumlah 6 titik lampu jalan panel surya, 6 paket alat selam serta 1000 polybag bibit cabai.

Bantuan alat selam akan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang bersamaan dengan pemberian alat selam di tanggal 15 maret 2023 telah meresmikan pembentukan Kimaboe Dive Center terinspirasi dari spesies kimaboe tridacna (Tiram) terbesar kedua di dunia yang hanya terdapat di Labengki. Penamaan ini membawa pesan pada pengunjung terkait pentingnya konservasi spesies tersebut dan kelestarian keragaman hayati Labengki.

“Upaya yang telah dilakukan melalui pemberian bantuan PSBI serta kesepakatan kerja sama berbagai pihak terkait menandai keseriusan untuk menjaga komitmen dalam pengembangan wilayah Labengki Kecil kedepannya dengan semangat membangun Indonesia dari desa,” pungkas Dony.

 

 

Reporter : Nunung

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *