by

Geger Skripsi Mahasiswa Dinilai Menyinggung Etnis Tolaki, Dosen Unismuh Makkasar Sampaikan Permohonan Maaf

KONAWE, TERKINI.COM – Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makkasar menyampaikan permohonan maaf atas geger skripsi eks mahasiswa di kampus tersebut yang dinilai menyinggung etnis Tolaki.

Permohonan maaf ini disampaikan Ketua Program Studi (Kaprodi) Sosiologi Unismuh Makassar, Jamaluddin Arifin dalam keterangan resmi sebagaimana diunggah pada laman news.unismuh.ac.id, Rabu (12/4/2023).

“Sebelumnya, kami memohon maaf jika skripsi tersebut menimbulkan ketidaknyamanan atau bahkan provokasi terhadap suku Tolaki,” tulis Jamaluddin di Kampus Unismuh Makassar, Selasa, 11 April 2023.

Geger dugaan penghinaan etnis Tolaki ini sendiri berawal saat halaman abstrak penelitian yang ditulis Jumardi dengan judul ‘Asumsi Masyarakat Suku Bugis Terhadap Ideologi Suku Tolaki di Kolaka Utara’ diunggah di media sosial.

Dalam abstraksi tersebut sendiri, Jumardi menuliskan secara deskriptif kesimpulan penelitiannya yang dilaksanakan di tahun 2016, dengan narasi yang dianggap merendahkan etnis Tolaki.

Jumardi sendiri merupakan mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unismuh Makkasar. Dalam penelitiannya Ia dibimbing dosen Hj. Syahribulan dan Muhammad Nawir.

“Perlu kami sampaikan bahwa skripsi tersebut dibuat oleh mahasiswa program studi Pendidikan Sosiologi dengan tujuan untuk meneliti asumsi masyarakat Bugis terhadap ideologi suku Tolaki di Kolaka Utara,” terangnya.

Penelitian skripsi tersebut dilakukan dengan metode ilmiah melalui pendekatan kualitatif. Skripsi itu telah melalui proses pengujian yang ketat oleh dosen pembimbing dan tim penguji juga telah disetujui dan dinyatakan lulus ujian.

Merespon masalah ini Ia menegaskan sebagai institusi pendidikan pihaknya menghargai setiap suku dan agama yang ada di Indonesia dan tidak pernah mendukung atau memprovokasi pertentangan SARA.

“Sebagai pihak kampus, kami berkomitmen untuk menjaga keamanan dan kedamaian serta mencegah terjadinya konflik antarsuku atau agama,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa sebagai lembaga pendidikan tinggi akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman, toleransi, dan saling menghormati antarsuku serta agama.

“Kami mengutuk segala bentuk diskriminasi dan intoleransi, dan kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang inklusif dan berpihak pada keadilan,” ucapnya.

Menurutnya, adanya beberapa stereotip negatif yang dideskripsikan dalam skripsi tersebut, bukan pendapat pribadi peneliti, melaikan pendapat informan.

“Peneliti berupaya mengungkap bahwa stereotip tersebut masih ada di kalangan masyarakat, sehingga masih diperlukan edukasi lebih lanjut untuk menghilangkannya,” urainya.

Doktor aosiologi jebolan Universitas Negeri Makkasar ini mengatakan, pihaknya memang menghargai hak mahasiswa untuk mengeksplorasi topik yang relevan dengan bidang studi mereka dan menjalankan penelitian secara ilmiah.

“Bahkan jika ditelisik lebih dalam, skripsi itu justru memberi rekomendasi yang mendorong integrasi sosial,* ujarnya.

Penegaskan perlunya spirit dan dorongan pentingnya pengintegrasian sosial antar etnik sebagaimana dipesankan dalam penelitian tersebut, dituliskan dalam lembar rekomendasi.

Secara khusus, Jamaluddin mengutip secara utuh rekomendasi hasil penelitian yang tertulis dalam skripsi tersebut, untuk diketahui publik.

Pertama, untuk menjaga dan mempererat hubungan sosial dalam suatu masyarakat hendaknya kita harus saling menghargai antara satu suku dengan suku yang lain, menerima budaya, dan ideologi suatu suku.

Kedua, sebagai manusia yang mempunya akal dan pikiran tentunya kita harus menggunakan akal dan pikiran kita secara serta pola pikir yang lebih dewasa dalam memeknai perbedaan setiap budaya yang ada dalam kehidupan bermasyarakat dan menghindari asumsi-asumsi negatif terhadap ideologi suku atau budaya lain.

Ketiga, perbedaan suku atau ras bukan suatu hambatan untuk mejalankan suatu ikatan pernikahan tetapi yang terpenting adalah seagama dan seiman, menikah dengan suku manapun tidak akan memperburuk rejeki ataupun nasib seseorang dan baik buruknya rejeki ataupun nasib seseorang yaitu tergantung dari usaha dan doanya masing-masing.

Keempat, untuk meningkatkan solidaritas dalam suatu masyarakat harusnya kita menghindari asumsi-asumsi negatif terhadap orang lain dan berusaha untuk selalu positif terhadap ideologi suku yang lain kareana setiap individu ataupun masyarakat akan terus mengalami peningkat ideologi ataupun pola pikir sehingga asumsi-asumsi dimasa lalu bukanlah patokan untuk mencap sesorang atau suatu suku dengan cap yang negatif.

Menutup keterangannya, Jumaluddin meminta maaf dan berharap pengertian serta dukungan dari seluruh masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman yang lebih lanjut.

“Demikianlah klarifikasi ini kami sampaikan, semoga dapat memberikan penjelasan yang memadai dan menghilangkan ketidaknyamanan yang mungkin timbul. Terima kasih atas perhatiannya,” tutupnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *