KONAWE, TERKINI.COM – Penerapan digital smart farming dan metode mina padi menjadi salah satu upaya dalam mendorong kemandirian pangan khususnya di Sulawesi Tenggara (Sultra). Digital smart farming dilakukan dengan mengaplikasikan teknologi dan inovasi yang memberikan keuntungan berupa peningkatan ketepatan (presisi) budidaya pertanian dibandingkan dengan metode konvensional.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sultra, Doni Septadijaya mengatakan, penerapan digital smart farming dan metode Mina Bank Indonesia sudah dilakukan di Gapoktan Langgomea Kabupaten Konawe dan terbukti meningkatkan produktivitas padi sawah mencapai 56%.
Selanjutnya melalui program mina padi lanjut dia, program ini mengintegrasikan budidaya padi sawah dengan budidaya ikan air tawar. Hasilnya nilai tambah lahan berupa 1,2ton produksi ikan pada satu kali masa panen padi.
“Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitar dan menjadikan lokasi demplot padi di Langgomea, sebagai pusat edukasi pertanian organik terintegrasi dengan peternakan sapi, perikanan air tawar, padi sawah dan itik petelur,” terang Doni, Selasa (14/2/2023).
Namun sambungnya, masih terdapat tantangan dalam pelaksanaan budidaya digital smart farming dan metode mina ini, seperti keberadaan gangguan hama sawah serangan hama keong dan anjing tanah.
Menindaklanjuti tantangan tersebut, pada 14 februari 2023 KPwBI Sultra melaksanakan pelatihan Pembuatan Herbisida Nabati Klaster Padi Sawah. Pelatihan diikuti oleh 20 orang perwakilan kelompok tani di Kab. Konawe dengan narasumber Dr. Nugroho dari Ansa School sebagai praktisi pupuk organik, Muslimin dari Dinas Pertanian Kabupaten Konawe, dan I Made Djiwanata dari Gapoktan Merta Sari.
“Melalui pelatihan ini diharapkan produktivitas padi sawah pada Kelompok Tani Langgomea semakin meningkat dan pada akhirnya mendorong perekonomian masyarakat serta pemenuhan kebutuhan pasokan beras sebagai salah satu komoditas strategis inflasi,” harapnya.
Kegiatan ini merupakan rangkaian Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Tenggara yang telah diluncurkan ditahun 2022 yang lalu. Upaya GNPIP direalisasikan melalui berbagai kebijakan dengan tetap mengacu pada strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) dalam pengendalian inflasi.
Dalam rangka menjalankan salah satu strategi pengendalian inflasi 4K yaitu ketersediaan pasokan dan mendukung kegiatan GNPIP. Selain Tabe Di (Tanam Cabe Kendalikan Inflasi), BI sultra juga terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas komoditas dominan penyumbang inflasi lainnya termasuk komoditas beras.
GNPIP Sultra telah berhasil melahirkan champion-champion klaster pangan yang mampu berkontribusi kepada pengendalian inflasi daerah secara efektif dengan program yang terfokus dan tepat sasaran.
Reporter : Nunung
Comment