by

Fulus Diduga Jadi “Jalan Mulus” Seleksi PPS Konawe, Ini Tangapan KPU

KONAWE. TERKINI.COM – Seleksi anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Kabupaten Konawe diramaikan dengan orkestrasi suara public, terkait tudingan permintaan sejumlah uang.

Suara sumbang ini santer terdengar usai KPU Kabupaten Konawe mengunggah surat pengumuman nomor: 87/PP.04.1-Pu/7402/2023 tentang Penetapan Hasil Wawancara Calon Anggota PPS Pada Pemilu Tahun 2024, pada di facebook pada 23 Januari 2023 lalu.

Unggahan ini merupakan pengumuman hasil akhir dari seluruh rangkaian seleksi calon anggota PPS, yang memuat nama peserta dinyatakan lulus dan akan dilantik.

Pelantikan angota PPS ini sendiri telah dilaksanakan KPU Kabupaten Konawe, Selasa (24/1/2023), di salah satu hotel di Konawe, dimana 1.044 anggota PPS dilantik dan diambil sumpahnya, untuk bertugas pada Pemilu 2024 mendatang.

Meski pelantikan telah dilakukan, namun suara kritis masyarakat yang menuding adanya permainan fulus dalam dalam perekrutan PPS yang diselenggarakan KPU Konawe masih terus terdengar.

Tudingan soal dugaan tersebut misalnya ditulis akun facebbok bernama Uny Motz Motzz yang menjelaskan, saat ujian tertulis dirinya mendapat nilai tertinggi yakni 96. Saat wawancara dijawab sempurna, namun akhirnya tidak diluluskan.

“Memang belum rejeki, tapi sempat dimintai uang tadi malam supaya bisa lolos. Apalah dayaku tak punya uang,” tulis Uny Motz Motzz.

Redaksi KONAWETERKINI.com sendiri sempat mengkonfirmasi pada pemilik akun tersebut, yang bernama asli Rusnia, S.Kep asal dari Desa Rawua, Kecamatan Uepai.

Dirinya mengakui mengikuti seluruh tahapan tes PPS dan mendapatkan nilai tertinggi yakni 96, namun tak diluluskan. Ia mengaku heran, sebab ada peserta dengan urutan nilai ke-7 alias paling rendah justru lolos ke tahap wawancara.

Ia juga menceritakan, usai pelaksanaan wawancara, sekira pukul 23.00 Wita, iparnya ditelepon seseorang yang meminta uang sebesar Rp1.500.000 jika dirinya (Rusnia, S.Kep-red) ingin lulus seleksi PPS.

“Ipar saya (sebagai penghubung-red) ditelpon langsung sama orang tapi dia tidak sebut nama, tapi sempat bilang dari PPK (oknum PPK Uepai-Red),” terangnya.

Senada dengan itu, salah satu peserta yang enggan disebutkan namanya, ikut seleksi di Kelurahan Wawotobi, Kecamatan Wawotobi, namun juga mengaku tak diluluskan karena diduga menolak permintaan uang dari oknum.

Diterangkan, usai pelaksanaan tes wawancara, adik dari peserta tersebut ditelepon agar menyetorkan dana senilai Rp2.500.000 agar diluluskan sebagai anggota PPS Kelurahan Wawotobi.

“Kalau disini katanya teman-teman yang lain Rp 2,5 juta. Saya juga sebenarnya dimintai hanya melalui adeku tapi saya kasih tahu tidak ada uangku,” ucapnya.

Ia pun merasa kecewa karena sudah mati-matian belajar agar mendapatkan nilai bagus, tapi kenyataannya tidak sesuai harapan. “Rata-rata semua yang lolos pake uang tidak ada yang murni. Usut saja itu penyelenggara KPU,” katanya geram.

Sementara itu, Arjuna Maranai, salah satu peserta yang gagal dari Desa Dawi-dawi, Kecamatan Wonggeduku, mengaku tidak pernah dimintai uang secara langsung, tetapi secara keseluruhan, seleksi PPS kali ini tidak sesuai harapan.

“Kalau rumor sempat ada yang saya dengar, tetapi saya belum ada pembuktian (dimintai uang-red) pak,” tegasnya.

Dikonfirmasi atas tudingan ini, Ketua KPU Konawe, Muhammad Azwar mengungkapkan, KPU Konawe melakukan seleksi PPS mempedomani PKPU 8 tahun 2022 dan Juknis 534.

“Semua berjalan sesuai rujukan regulasi yang kita pedomani dan telah rampung dan juga telah dilantik menghasilkan PPS sebanyak 1.044 org di 348 Desa dan Kelurahan,” terang Muhammad Azwar, Rabu (25/1/2023).

Mengenai isu yang berkembang diluar, dirinya tidak dapat menanggapi hal tersebut karena dalam perekrutan anggota PPS mendapat berbagai reaksi dari masyarakat.

“Ada banyak jga masyarakat yang mendukung dan mengapresiasi kinerja KPU Konawe,” tutupnya. (^_^)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *