by

Konsen Tekan Angka Stunting, Pemda Konawe Lakukan Berbagai Upaya

KONAWE, TERKINI.COM- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe, gencar lakukan berbagai upaya untuk menekan angka stunting di Konawe yang terbilang cukup tinggi berada diangka 26,2 persen.

Perlu diketahui nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan. Tidak terpenuhinya akan kebutuhan gizi dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan atau stunting.

Selain nutrisi, sanitasi yang kurang baik juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dan ibu hamil, yang pada akhirnya terindikasi dalam kategori stunting.

Untuk angka stunting di Kabupaten Konawe terbilang cukup tinggi dibanding daerah lainnya, dengan angka 26,2 persen menempatkan Konawe berada diposisi 4 tertinggi se-Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk kasus stunting.

Angka tersebut menjadi PR Pemda Konawe untuk menekan angka stunting di Konawe, dengan target 3-4 tahun mendatang.

Sekertaris Daerah (Sekda) Konawe Ferdinan Sapan mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan Pemda Konawe dalam menangani angka stunting yang cukup tinggi dengan bekerjasama antar stekholder pemerintah setempat maupun TNI-POLRI.

Ia mengungkapkan bahwa stunting merupakan masalah yang sangat serius, yang tidak hanya menjadi tugas Pemda Konawe tetapi merupakan tugas seluruh stakeholder terkait.

“Bukan hanya menjadi tugas dari Dinkes, BKKBN, PKK, TNI-POLRI, akan tetapi ini masalah kita semua terutama pemerintah setempat yang dekat langsung dengan masyarakatnya,” tegasnya.

Dikatakannya, kasus stunting bukan hanya masalah pemenuhan asupan gizi baik ibu hamil maupun balita, tetapi juga terkait perilaku masyarakat dilingkungan sosial dan sanitasinya.

Jendral ASN Konawe tersebut menitik beratkan kasus stunting di Konawe lebih kepada perilaku masyakat di lingkungan sosialnya dan sanitasi. Jika dilakukan pendekatan pemenuhan gizi, daerah Konawe kaya akan sumberdaya untuk pemenuhan kebutuhan protein, sehingga masyarakat tidak ada alasan untuk merasa kekurangan.

“Seperti mengkomsumsi, telur, ikan, ayam, dan lainnya. Kalau untuk daerah kita ini, masyarakat masih bisa mendapatkannya dan itu cukup untuk dikonsumsi,” bebernya.

Olehnya, ia menyimpulkan perilaku dan sanitasi lah yang menjadi penyebab utama kasus stunting di Konawe, misalnya di Lambuya masalah sanitasinya sangat penting dan Pemda Konawe berusaha menangani hal tersebut.

“Misalnya di Desa Waworaha, disana memang sering dilanda banjir. Sehingga sanitasinya bermasalah, dikarenakan akan adanya bakteri dan seterusnya yang dapat memberikan dampak pada ibu hamil maupun balita kita,” jelasnya.
Demikian pula dengan perilaku serta kebiasaan dilingkungan sosial, masih ditemukan ibu-ibu hamil yang masih aktif dalam kegiatan kelompok. Tanpa memikirkan janin dalam kandungannya, dan hal seperti ini perlu sejak dini dihindari.

Namun demikian, untuk mengantisipasi hal tersebut Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa sudah berkomitmen untuk mengatasi masalah protein terlebih dahulu.

Dengan pemberian bantuan berupa susu kepada ibu hamil, nantinya susu tersebut dikomsumsi selama 90 hari kedepan yang dipantau perkembangannya dari pihak puskemas ditiap kecamatan.

“Pelan- pelan kita mulai menangani masalah sanitasinya, dan juga nantinya kami mulai tangani masalah perilaku dan kebiasaannya,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Konawe Mawar Taligana mengatakan, kasus stunting diKonawe berada diangka 26,2 persen atau terdapat sekitar 1040 kasus anak yang terhambat pertumbuhannya (stunting) . Hal ini menjadi tugas penting dalam kurun waktu 3 tahun kedepan untuk menekan angka stunting di14 persen.

“Jadi ada sekitar 4 sampai 5 persen target kita pertahun,” terangnya.

Ia berpesan, agar para ibu hamil nantinya dapat rajin memeriksakan kandungannya ke bidan, agar terkontrol perkembangan janinnya. Begitu juga setelah lahir, agar asupan makanan itu dapat perhatikan terutama ASI dan serta diperhatikan timbangan anaknya.

“Kita harapkan dengan upaya ini dapat mendapatkan hasil maksimal dan menurunkan angka stunting dari hasil sensus dan pendataan kembali,” tutupnya.

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *