by

Dinas Pendidikan Konawe : Kurikulum Darurat Itu Pilihan

KONAWE, TERKINI.COM – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beberapa waktu lalu melaunching kurikulum merdeka atau kurikulum darurat, kurikulum ini bertujuan Untuk memulihkan pembelajaran pasca pandemi.

Namun, menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe, DR. Suriyadi, S.Pd., M.Pd., kurikulum merdeka tidak wajib tetapi merupakan sebuah pilihan.

“Kurikulum merdeka saya kira itu menjadi pilihan, tetapi kami upayakan bagi sekolah yang bisa melakukan kurikulum merdeka atau darurat, kalau belum bisa maka kita tetap gunakan kurikulum 2013,” jelasnya beberapa waktu lalu.

Lanjutnya, sampai saat ini di wilayah Kabupaten Konawe pihaknya belum mendapatkan informasi mengenai sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka, karena hal tersebut bukan keharusan melainkan pilihan.

“Karena penyesuain kurikulum juga tidak semudah membalikkan telapak tangantangan. Tapi saya kira semua hanya persoalan penyempurna masing masing ada kelebihan,” katanya.

Ditambahkannya, bahwa faktor utama pelaksanaan sebuah kurikulum apalagi dalam kondisi darurat yang utama yakni kesiapan sumber daya, kepala sekolah, guru, siswa serta sarana belajar yang harus memadai.

Apa perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka?

“Saya kira yang paling esensi itu adalah bagaimana sekolah itu kita wujudkan profile pelajar pancasila , itu yang paling terpenting,” bebernya.

Sementara itu, ada enam dimensi yang harus dipenuhi untuk mewujudkan profile pelajar pancasila, seperti beriman bertaqwa dan berakhlak mulia, gotong royong, mandiri, kreatif, berkebinekaan global.

“Meskipun di kurikulum 2013 sudah include, tapi pengembangannya d kurikulum merderka ini,” tandasnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *