Hebat, Kery Berhasil Lobi Pusat Bangun Politeknik VDNI
KONAWE, INDITIMES.ID – Patutlah kiranya masyarakat Kabupaten Konawe khususnya, dan masyarakat Sultra umumnya berbangga karena memiliki salah satu Bupati yang memiliki kemampuan mumpuni melobi pusat membangun Politeknik VDNI.
Kampus vokasi berlantai tiga di kompleks mega industri di Kecamatan Morosi menghabiskan dana Rp20 miliar, ditargetkan rampung enam bulan mendatang secara seremoni pembukaan pembangunan telah dilakukan Kamis 29 Oktober 2020. Seremoni ini digelar pihak perusahaan dengan mengundang stakeholder terkait, termasuk Pemda Konawe.
Seperti kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Jenderal TNI Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A., Politeknik VDNI tersebut diharapkan menjadi pusat transfer inovasi dan teknologi peningkatan kompetensi Tenaga Kerja Lokal (TKL).
Harapan yang sama juga di katakan orang nomor satu di Kabupaten Konawe, Kery Saiful Konggoasa, dengan adanya Politeknik VDNI skill atau kompetensi pekerja lokal bisa bersaing dengan TKA.
“Sehingga skill atau kompetensi pekerja lokal kita nantinya bisa bersaing dengan pekerja asing. Tidak perlu lagi kita datangkan pekerja dari luar kalau SDM kita di Konawe sama kualitasnya,” katanya.
Namun dibalik berhasilnya Kery melobi pusat, ada perjalanan panjang yang harus dilaluinya. Ide pembangunan kampus Politeknik telah dipikirkan sejak jauh-jauh hari baik oleh Kery maupun Gusli yang kerap bolak-balik Konawe – Jakarta untuk mengurus keperluan menyangkut pendirian kampus Politeknik di Konawe. Di Jakarta, keduanya beberapa kali menghadap Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan dalam rangka meminta dukungan percepatan pembangunan di Konawe, termasuk pendirian kampus Politeknik VDNI.
“Kita minta dukungan pusat, dibawah koordinasi Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Alhamdulillah kerja keras kita membuahkan hasil. Pihak PT VDNI bersedia mendirikan kampus Politeknik melalui yayasan Andrew dan Tony,” ujarnya.
Sebelum bertemu Menko Maritim Luhut B Panjaitan, Pemkab Konawe telah beberapa kali mengadakan pertemuan bersama instansi terkait berkenaan rencana pembangunan kampus Politeknik VDNI itu. Diantaranya, Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), serta Bagian Hukum dan Keuangan Sekretariat Daerah (Setda) Konawe. Sebelumnya, Bupati Kery Saiful Konggoasa telah menunjuk Sekretaris Kabupaten (Sekab) Ferdinand Sapan sebagai ketua tim percepatan pembangunan kampus Politeknik tersebut. Kesimpulan pertemuan itulah yang selanjutnya dipresentasikan Kery di Jakarta manakala diundang untuk bertemu dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Maritim dan Investasi RI. Sehingga orang nomor satu di pemkab Konawe itu berkesimpulan, meskipun bernaung dibawah yayasan pihak perusahaan, namun inisiatif pembangunan kampus Politeknik VDNI itu lahir dari ide dan gagasan pemkab setempat.
“Termasuk izin pendirian Politeknik itu sudah dibahas dalam rapat-rapat yang digelar pemkab Konawe. Memang saya ngotot dan mendesak Menko Maritim RI agar segera mendirikan politeknik di Konawe untuk memfasilitasi pekerja lokal dalam rangka peningkatan kompetensi dan skill,” tandasnya.
Bukan hanya itu, pihaknya bakal menyiapkan puluhan tenaga pengajar yang akan dikirim ke luar negeri guna mendalami pengetahuan menyangkut teknologi dan industri yang dipersiapkan menjadi dosen di kampus Politeknik VDNI.
Banyak Impian Jenderal Luhut di Konawe, Salah satunya Politeknik VDNI Diharap Lahirkan TKL Hebat
Setelah Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa dan Wakil Bupati Konawe, Guslih Topan Sabara berhasil melobi pusat dan kini sekolah Politeknik PT VDNI sementara dalam proses pembangunan, banyak harapan yang digantungkan dengan adanya sekolah tersebut.
Selain Bupati dan Wakil Bupati Konawe, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Jenderal TNI Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A, juga manaruh harapan besar dengan adanya politeknik PT VDNI.
Melalui vicom bersama pimpinan daerah dalam hal ini Gubernur dan Bupati, ia mengatakan jika Politeknik PT VDNI nantinya berjalan seperti di Morowali maka akan menjadi sekolah nasional melahirkan putra daerah yang secara ilmu hebat.
“Itu mimpi kita, dan mimpi saya pribadi saya tidak mau hanya asing yang bekerja. Saya mau ada putera Konawe yang bekerja, jadi pemimpin disana. Tentunya dengan disekolahkan, bukan hasil dari ribut atau berkelahi,” harapnya.
Dengan mengawinkan hasil politeknik dan beberapa TKL yang dikirim ke China guna belajar metodologi bagaimana mengesktrak cobalt dari low grede nickel ore. Jika semua berjalan baik, maka ditahun 2024 maka Konawe dapat memproduksi lithium baterei.
“Mimpi kita semua kalau berjalan dengan baik, maka tahun 2024 kita akan bisa produksi lithium baterei, kalau ini kita wujudkan dengan kekompakan itu pasti bisa,” jelasnya.
Selama ini lanjut Luhut, hanya China yang mau transfer teknologi dengan Indonesia. Sebelumnya Toyota yang sudah 40 tahun bekerjasama dengan Indonesia, ditambah Freeport tidak ada transfer ilmu yang terjadi alias Indonesia tidak mendapatkan apa-apa.
Sehingga Jenderal Luhut berharap agar tidak ada lagi paradigma bahwa China sedang mengontrol daerah kita, karena mayoritas pekerja di PT VDNI adalah Tenaga Kerja Lokal (TKL) yang jumlahnya mencapai 11 ribu dan 1000 orang Tenaga Kerja Asing (TKA) berasal dari China.
“Kan bapak (Gubernur dan Bupati) ada di daerah, apa betul mereka (China,red) mengontrol kita, kan tidak betul. Awalnya TKA China banyak karena mereka yang ngerti teknologi, tapi setelah jalan Konawe sekarang tinggal 1000 orang Tiongkok dan 11 ribu TKL,” bebernya.
Ditambahkannya, tahun 2025 Eropa sudah tidak menggunakan mobil dengan bahan bakar fosil lagi, tapi harus menggunakan mobil listrik dan yang memiliki ore nickel terbesar di dunia adalah Indonesia dan 40 persen cadangan nikel di dunia ada di daerah Sulawesi, Maluku dan sebagian kecil di Papua.
“Mimpi besar kita nickel ore kita masuk dalam Global Supply Chain dunia, menjadi center dunia dan Tiongkok negara yang advance saat ini dengan cost yang lebih rendah, teknologi ramah lingkungan, dan paling penting mau transfer teknologi yang berpuluh tahun tidak kita dapatkan,” tandasnya.
Comment